Come and Join Us, for better future

Selasa, 13 Mei 2014

Kebiasaan Tawar Menawar di Pasar


Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di Yogyakarta, 

Setelah melakukan praktek lapangan ke beberapa tempat berkaitan dengan riset pasar, dimana lokasi penelitiannya di beberapa pasar di Yogyakarta yaitu Sunmor, Glitikan, dan Bringharjo. Kunjungan pertama yaitu Sunmor, sunmor dipadati dengan banyaknya pedagang dan pengunjung yang berdatangan, baik pengunjung yang ingin membeli barang maupun pengunjung yang hanya sekedar ingin jalan-jalan. 

Pada beberapa wawacara yang dilakukan dengan para pengunjung, kebanyakan pengunjung berpendapat bahwa lokasi sunmor mudah dikunjungi serta untuk harga barang yang disediakan dapat dijangkau dan juga dapat melakukan tawar menawar dengan pedagang yang ramah.
Untuk kualitas barangnya sendiri, tidak menjadi permasalahan  menurut beberapa konsumen. Yang penting sesuai selera. Konsumen melakukan perbandingan ketika berbelanja ke tempat lain, belum tentu barang yang dibeli memiliki kualitas yang lebih bagus. Kualitas barang menjadi pertimbangan kedua karna harga yang ditentukan setara dengan kualitas barang yang dibeli.

Kunjungan Kedua dan ketiga adalah pasar Glitikan dan Bringharjo. Dimana pasar glitikan ini terkenal dengan banyaknya barang bekas yang memilki harga yang murah serta menarik perhatian banyak pengunjung. Berhubungan dengan ramainya pasar glitikan, kunjungan pada waktu itu tidak tepat sasaran. karna pasar glitikan biasanya dipadati pengunjung ketika sore/malam hari. Namun kunjungan itu dilaksanan pada siang hari.  Tidak menutup kemungkinan untuk kunjungan kali ini untuk tidak mendapat beberapa respon dari pedagang serta beberapa pengunjung. Pasar bringharjo sendiri merupakan pasar yang sangat disayangkan jika dilewati ketika berkunjung ke Yogyakrta.

Dari Ketiga pasar tersebut wawancara yang dilakukan mendapatkan hasil wawancara yang hampir sama dengan pasar yang lain. Persamaannya ketiga pasar tersebut sering dipadati pengunjung dan masyarakat lebih tertarik dari tawar-menawar yang ada. apalagi tawar menawar yang ada di pasar bringharjo, dari responden yang ada, mereka memiliki kebiasaan menawar ketika berbelanja ke pasar tradisonal. Beberapa responden yang ada berpendapat bahwa, jika berbelanja ke pasar tradisional, sayang jika tidak menawar karna menurut mereka dengan menawar berarti pedagang dan pembeli bisa saling pengertian.

Kesimpulan

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi.

Dari ketiga pasar yang telah dikunjungi dapat disimpulkan bahwa, kebiasaan tawar menawar telah menjadi kebiasaan dimasyarakat. Sepanjang sejarah peradaban, tawar-menawar di pasar sudah tumbuh sejak manusia mengenal sistem jual-beli. Bahkan, saat peradaban belum mengenal alat tukar berupa mata uang, sistem barter telah menuntut masyarakat untuk mampu bernegosiasi, saling menawar barang. masyarakat tidak bisa terlepas dari lingkungan. hal tersebutberarti bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan sesamanya, faktor lingkungan dapat mempengaruhi kebiasaan di lingkungan.
Semoga Bermanfaat :)
 


Dwina Lilla br Pandia






Tidak ada komentar:

Posting Komentar